bincang kata.
Hujan rintik rintik membasahai kota dari tadi pagi, angin sejuk menembus sweater biru yang aku pakai. Di belakang ku, ada sepasang muda-mudi yang sedang mengenang masa dulu mereka. Ahhh masa itu, aku tak merasakan masa itu, masa remaja yang orang orang bilang masa paling indah dari hidup.
Sebentar, sedikit berantakan kan tulisanku, karena aku jarang sekali menulis, membaca pun sudah tidak, sepulang kerja, badanku amat sangat lelah, beberapa buku yang kubeli, jarang sekali aku buka, kadang hanya selembar atau dua lembar setelah itu aku tutup kembali. Banyak tulisan tentang bagaimana merubah kebiasaan yang kubaca tapi tak satupun yang bisa aku terapkan di kehidupan sehari-hari. Mungkin sedang waktunya untuk rehat dahulu, untuk duduk diam menatap ke depan sambil berpikir, ''Bagaimana dengan semua tujuan yang aku rencanakan waktu itu?''
Akhirnya aku berani untuk membicarakannya lagi, topik pembicaraan yang paling aku hindari akhir-akhir ini karena aku bingung untuk menjawabnya, beberapa teman lama yang bertemu denganku selalu bertanya mengapa aku tidak kuliah dan memilih untuk bekerja, kemana omonganmu dulu yang ingin kuliah di ITB jurusan teknik itu? Atau jadi anak sastra di Padjajaran?
Haaah, aku hanya menghela nafas panjang setiap pertanyaan itu terdengar, "Nanti kayaknya, kalo sambil kerja aku gakuat, cape."
Setelah itu, mereka bilang menyayangkan otakku semasa sekolah, yahhh mau bagaimana lagi? Setiap manusia sudah punya bagiannya masing masing dan waktunya masing-masing, mungkin, tempatku dan waktuku sedang berada disini. Di toko kecil bersama mereka. Kapan-kapan aku cerita tentang mereka, di tulisan ini, aku hanya akan berbagi tentag ceritaku saja.
Ada banyak sekali cerita sebenarnya, tentang hidup, tentang bagaimana akhirnya aku menjalani semuanya dengan suka dan duka yang tidak bisa aku bahas satu persatu disini. Kalian, atau ku sebut sebagai pembaca, hmm apa ya yang nyaman untuk memanggil kalian. Kupanggil sena saja, ya.
Aku memiliki banyak teman baru, teman yang tak pernah kusangka akan menjadi teman, mereka yang ku panggil teman ini banyak sekali menolong ku untuk urusan tertentu, seperti manusia pada umumnya saja, aku butuh manusia lain untuk berbagi cerita, menemani hariku yang biasa saja setiap harinya. Namun, entah mengapa aku masih merasa kesepian, merasa kosong, dalam diriku ada perasaan ingin terus di tememani, ingin terus merasa terisi, entah apa yang hilang sampai aku merasa sekosong ini. Satu dua teman yang lain sudah berumah tangga bahkan mempunyai anak, lagi-lagi aku tak menyangka bisa sampai di masa ini, aku sering menyelami masa lalu, tentang pemikiranku, ternyata, hal hal dulu itu, membuatku ada di masa sekarang, aku baru terpikir, apa yang kita lakukan di masa lalu, berhubungan di masa sekarang.
Di akhir tulisan ku, aku ingin sena menjadi saksi perjalanan baru yang ingin aku tempuh, perjalan yang aku impikan sejak dulu, semoga dan aku harap terjadi, semua hal yang aku mulai memiliki makna, memiliki tujuannya.
Sampai bertemu di tulisan selanjutnya. Bonus view dari tempatku menulis.
Komentar
Posting Komentar